Halaman

Sabtu, 16 Juli 2011

puisi 2

belenggu hatiku

Hatiku dan suaramu
Ingin mendengar suarumu
Suara nan merdu
Suara indah mendayu
Melegakan hatiku yang terbelenggu
Ingin mendengar dia bernyanyi
Merasuk hingga kehati
Menyuarakan sebuah simfoni
Menemani hati yang
sepi
Suara yang berirama
Lagu yang melantunkan
cinta
Memejamkan mata yang terbuka
Membawa hati damai sentosa

(karya : dian a. noor)

Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.


Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/arts/2050696-pengertian-puisi/#ixzz1Pb9ITrGW

ikacahyaningpbsi VIa


PROSES KREATIF MENULIS CERPEN

Substansi alur adalah hubungan kausalitas peristiwa, maka yang menjadi pusat perhatian adalah melukiskan sebuah peristiwa secara hidup dan logis sehingga menyebabkan kejadian pada peristiwa selanjutnya. Peristiwa itu dirangkai dalam jalinan alur yang kekuatannya pada kausalitas ( hubungan sebab-akibat). Setelah mengetahui karakteristik di atas, maka dalam proses menulis cerpen meliputi:
  1. Pencarian Ide
Dalam menulis cerpen diperlukan ide adalah masalah yang bersumber dari peristiwa ataupun benda. Logika dalam menulis cerpen sama dengan menulis karya ilmiah. Bedanya, masalah dalam cerpen dipecahkan dengan logika, fantasi dan imajinasi, sedangkan karya ilmiah dengan logika karya ilmiah. Implikasinya, menulis cerpen bersifat subjektif, sedangkan karya ilmiah bersifat objektif. Subjektivitas inilah yang membuat kita dalam membuat cerpen mempunyai ruang yang luas untuk mengembangkan imajinasi dan fantasi dalam memecahkan persolan sebagai sumber ide cerpen. Masalah yang sekaligus sebagai sumber ide dalam ide menulis cerpen adalah ketertarikan kita pada fenomena atau benda yang membangkitkan rasa ingin menulis cerpen. Hidup ini rangkaian peristiwa dalam gerak ruang yang berpindah-pindah. Dalam peristiwa dan ruang ituah manusia selalu mendapatkan hal-hal yang menarik bagi dirinya sendiri. Hal yang menerik itulah yang bdisebut dengan permasalahan sebagai sumber ide menulis cerpen.
  1. Pengendapan dan Pengolahan Ide
Jika kita sudah mendapatkan ide dan merumuskan masalahnya, maka segeralah memikirkan logika cerita dan jawaban sebelum dituliskan. Logika dan jawaban ini bisa diperoleh dengan pengetahuan dan imajinasi, tetapi jika logika ini bisa dibangun dengan dasar agama, budaya dan ilmu pengetahuan, maka hal ini bisa memperlihatkan kualitas cerpen kita.
Proses pengendapan ide itu bisa dilakukan dengan dua cara teknik yaitu:
    1. teknik tulis yaitu menuliskan rangkaian peristiwa yang akan menjadi jawaban atas ide dan permasalahannya. Teknik ini disarankan untuk yang baru mulai belajar menulis.
    2. teknik renung yaitu hanya merenungkan dan mengkontemplasikan kemungkinan-kemungkinan rangkaian peristiwa dalam pikiran dan perasaannya sebelum dituliskan, teknik ini biasanya digunakan bagi yang sudah terbiasa menulis.teknik kedua ini sangat tergantung pada kebiasaan dan kemahiran kita dalam menulis.
Tahap kontemplasi atau pengendapan ini hendaknya dilakukan bersamaan saat itu juga, yaitu sesudah mendapatkan ide. Lama dan tidaknya proses endapan ini bergantung pada individu. Dengan melihat fakta bahwa satu ide bisa dirumuskan menjadi beberapa permasalahan, dan setiap permasalahan dalamproses pengendapannya mempunyai logika jawaban dan ceritanya sendiri-sendiri, maka satu ide, baik benda ataupun peristiwa bisa dijadikan beberapa cerpen.
Dalam mendapatkan ide, yang kemudian menghasilkan logika jawaban dari rangkaian peristiwa, yang perlu diperhatikan adalah kehadiran konflik dan keterkejutan dalam cerpen. Hal ini pembaca menikamati cerpen tidak hanya ingin menikamti cerpen tidak hanya ingin menikamati peristiwanya, tetapi ingin juga mendapatkan ketegangan dan keterkejutan yang membuatnya berpikir karena tidak menduga tentang hal yang akan terjadi dalam cerpen. Inilah kemenarikan dari cerpen, konflik dan penyelesaiannya, idealnya mengejutkan sesuai dengan daya fantasi dan imajinasi penulisnya.
  1. Penulisan
Proses penulisan ini adalah tahap yang paling sulit dalam proses menulis cerpen, karena berbagai kendala selalu ada, terutama bagi pemula, adalah malas dan susah dan yakinkan diri untuk menulis. Jangan berpikir yang pesimis tentang hasil yang tidak baik. Yakinkah bahwa apa yang kita tulis itu bermanfaat bagi diri sendiri. Teruslah tulisan setiap kali setelah melalui prosespenemuan dan pengendapan ide. Intensitas kita untuk terus menulis akan mabuat kita semakin ahli dan mahir dalam menulis cerpen. Kita ketahui bersama, menulis adalah keterampilan yang hanya bisa dikuasai dengan baik apabila kita berlatih terus setiap harinya.
Prisip utama yang harus dijunjung tinggi dalam menuliskan ide dan pengendapannya adalah harus saat itu juga dan harus jadi. Jika ide yang anda olah sudah matang, maka segeralah manulis pada hari itu juga. Menulis itu adalah intensitas dan ketelatenan. Jika cerpen yang kita tulis sudah jadi, maka satu momen estetik sudah kita perlakukan dengan baik. Dan kita sudah mendokumentasikannya. Semua percaya, jika ini terus kita lakukan dengan intens, maka kita akan terbentuk kepribadian penulis yang kuat, yaitu selalu merasa perlu dan butuh untuk selalu menuliskan setiap momen yang estetik. Hasilnya secara kualitas, anda akan semakin punya skills dalam menulis, semakin peka terhadap fenomena yang bisa menjadi sumer ide, dan pasti tulisan anda akan semakin berkualitas.
  1. Editing dan Revisi
Jika cerpen yang anda tulis sudah selesai, maka bukan berarti cerpen itu sudah jadi atau final. Cerpen yang anda tulis itu pada tahap ini baru merupakan hasil impresi ide-ide yang diendapkan, belum sebagai hasil logika rasionalitas.
Dalam implikasinya, pasti akan tejadi banyak kesalahan penulisan, alur yang tidak kronologis, anakronisme, dan konflik yang datar dan tidak dramatik. Untuk mengatasi persoalan ini, mau tidak mau anda harus melakukan tahap selanjutnya yaitu editing atau revisi. Tahap editing ini berkaiatan dengan pembetulan aspek kenahasaan dan penulisan sedangkan tahap revisi berkaiatan dengan isi misalnya alur yang tidak kronologis,, anakronisme, kesalahan bercerita, konflik yang datar dan tidak dramatik. Sehingga tahap editing dan revisi sangat diperlukan dalam membuat cerpen.
Dalam proses pembacaan inilah editing dan revisi sedang dilakukan. Usahakan dalam tahap editing dan revisi ini dalam sekali duduk jadi karena jika ini dipotong ditengah jalan dan dilanjutkan lagi esoknya, maka proses editing dan revisi pun harus di mulai dari awal lagi. Hal ini dilakukan karena setiap kondisi rasa, akan menghasilkan cara dan persepsi yang berbeda dalam memandang cerpen yang sudah dicipta. Maka, sekali edit dan revisi haruslah langsung jadi.
Jika sudah jadi, cetak dan dibaca berulang kali. Hal ini harus dilakukan karena keakuratan pembacaan kita dalam komputer kurang maksimal. Maka perlu dilakukan pembacaan lewat hasil cetak.
Namun demikian, jika tahap ini sudah selesai, ada tahap penting yang bisa dilakukan yaitu memberikan hasil cerpen kita pada orang lain. Mintalah temanmu untuk membaca atau mengedit serta memberi komentar atas cerpen yang kamu buat. Dengan cara ini, maka kita bisa banyak belajar dan semakin teliti lagi dalam melakukan revisi atau editing kerena telah melibatkan persepsi orang lain.
Jika editing dan revisi yang melibatkan orang lain sudah dilakukan, maka sempura sudah cerpen yang sudah kita buat ciptakan. Tinggal publikasikan cerpen kita kemedia massa. Setelah dikirimkan, selanjutnya adalah berproses lagi untuk menciptakan cerpan-cerpan baru. Teruslah kegiatan ini dilakukan secara kontinu, sampai mempribadi.

puisi 1

Angan hidupku melayang
Disaat aku mengingatmu
Banyak kata yang tak sempat kuucap
Berlalu cepat kau tinggalkan aku
Tinggalkan semua cerita
Yang layak kukenang
Wahai sahabat .....
Kurindu canda tawamu

Namun .........
Semua itu hanyalah sejuta mimpi
Kerapuhan hatiku, terjamah sudah
Saat kau kembali kepadaNya
Bersama dua cahaya yang menyertaimu
Tuk slamanya hingga akhir hayatku
Kau ada di hatiku ......Sahabat.